Rabu, 17 Desember 2014

UMBI DAHLIA (Dahlia variabilis) KAYA SEBAGAI SUMBER INULIN


Tanaman dahlia (Dahlia variabilis) banyak ditemukan di dataran tinggi Sumatera Barat, Jawa Barat,  Jawa Tengah dan Jawa Timur. Produksi umbi dahlia dapat mencapai lebih dari 500 kwintal per 1.400 m2 per tahun. Bunga dahlia dimanfaatkan sebagai bunga potong sedangkan umbinya merupakan sumber inulin yang sangat potensial bagi ternak khususnya unggas. Umbi dahlia dalam bentuk tepung memiliki kandungan inulin sebesar 86,27 %.  Besarnya jumlah inulin di dalam umbi dahlia menjadi potensi yang besar untuk dieksplorasi.

Tanaman bunga dahlia merupakan tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat (inulin) yang tersimpan dalam umbi dan termasuk dalam familia Compositae. Tanaman bunga dahlia dapat dikembangkan dengan tiga cara, yaitu perbanyakan generatif dengan benih, perbanyakan vegetatif dengan setek dan perbanyakan vegetatif dengan umbi. Umbi dahlia, selain digunakan sebagai bibit, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat fungsional, yaitu inulin. Umbi bunga dahlia dapat dipanen pada saat tanaman berumur minimal tujuh bulan setelah tanam. Bunga dahlia menghasilkan umbi mencapai 2 kg/tanaman dan dalam luas 1400 m2 dihasilkan 400-500 kwintal umbi.

Umbi dahlia segar mengandung inulin sebesar 5,94-16,26% ) dan umbi dahlia dalam bentuk tepung kandungan inulinnya mencapai 69,50 - 75,48% . Inulin berfungsi sebagai prebiotik karena menjadi komponen pangan substrat mikroba menguntungkan di dalam usus. Prebiotik merupakan substrat yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim di saluran pencernaan, tetapi difermentasi selektif oleh mikroba usus yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan menekan mikroba patogen. Terdapat 3 kriteria yang memenuhi prebiotik yaitu 1) tahan terhadap asam lambung dan tidak terhidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan serta tidak diserap di dalam usus halus, 2) secara selektif dapat difermentasi oleh mikroba menguntungkan di dalam usus, 3) secara selektif menstimulir pertumbuhan.

Inulin adalah senyawa karbohidrat alamiah yang merupakan polimer dari unit-unit fruktosa. Inulin adalah fruktan dengan ikatan β(1-2) antar monomer pada poli atau oligomernya. Terdapat unit glukosa pada ujungnya yang memiliki ikatan β(2-1) dengan monomer fruktosa. Fruktan tipe inulin memiliki komposisi β-D-fruktofuranosa yang saling terhubung dengan ikatan β(1-2), dengan monomer pertama dari rantainya adalah residu β-D-glukopiranosil atau β-D-fruktopiranosil. Inulin bersifat larut dalam air, tetapi tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim dalam sistem pencernaan sehingga mencapai usus besar tanpa mengalami perubahan struktur. Inulin memiliki derajat polimerisasi (DP) yang cukup tinggi dibandingkan dengan prebiotik lainnya yaitu berkisar antara 2 – 60 dengan rata-rata DP sebesar 10.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar